Merangkai Inspirasi

Bulu pena akan membawamu terbang, dengan kata-kata yang kau tulis seperti halnya bulu menerbangkan burung menuju langit. (Leonardo Da Vinci)

Pertanyaan – pertanyaan itu….

pada 3 April 2013

 

36363636credit

Beberapa hari yang lalu aku blogwalking dan nyangkut di blognya Sofi dan Eka. Mereka menulis tentang orang-orang yang sering mengajukan pertanyaan yang seharusnya tidak perlu dipertanyakan karena itu wilayah yang pribadi sekali. Apalagi sambil bertanya, juga menjudge dan menyudutkan orang yang ditanya. Misalnya pertanyaan tentang jodoh atau keturunan. Memang sih yaaa…masyarakat kita dengan kultur yang ramah dan perhatian malah kadang membuat sebagian orang merasa tidak nyaman.

Aku jadi teringat dulu saat belum menikah. Ketika satu persatu teman-teman di kantor menyebarkan undangan pernikahan, maka para jombloers pasti kena sasaran bully dari teman yang sudah menikah.

wah si anu udah nyebarin undangan nih, kapan giliran kamu

Hyaaah…. kebalap lagi deh, kelamaan sihemang dikira pernikahan itu balapan mobil kek di sirkuit yak…:)

kapan nikahnya niy, betah amat sih jadi jomblo

cepetan nikah, keburu kiamat, enggak ngerasain nikah looh…”

*hanya bisa mengelus dada

Pernah juga ada temanku yang laki-laki belum menikah dapet pertanyaan lebih sensitif

“bro, kok elu belom nikah juga sih, elu masih normal dan masih suka sama perempuan kan?”

Gubraaaaakkk. Aku yang mendengarnya saja berasa linu apalagi yang dapat pertanyaan yak. Kalau enggak bisa kasih solusi dengan mencarikan jodoh, mbok yo jangan nambahin dengan kata – kata yang menyakitkan.

Setelah aku menikah, alhamdulillah sudah enggak ada pertanyaan lagi tentang pernikahan, tapi pertanyaan diganti dengan keturunan. 🙂 . Baru sebulan menikah mulai muncul pertanyaan, sudah hamil belum ?. Sampai dengan beberapa bulan setelahnya, pertanyaan “sudah hamil belum” itu masih bertengger di puncak papan pertanyaan teratas. * kek tangga lagu di radio adjah.

Setelah memasuki usia setahun pernikahan dan aku belum menunjukkan tanda-tanda kehamilan, pertanyaan mulai berganti,

belum hamil juga rin, cepetan atuh hamilnya, anakku aja udah dua

kenapa belum hamil? Periksa ke dokter dong, “ *emang klo periksa ke dokter kudu pengumuman pake toa ya 🙂

“ ayo cepetan hamil, ntar kebalap saya nih

sampai pertanyaan yang rada ekstrim

Kok belum hamil juga?, KB yah, maksudnya Kurang Bisa*eeeaaaaaa…..

Tidak mudah sebenarnya menghadapi orang dengan pertanyaan-pertanyaan yang menyudutkan seperti itu, apalagi aku menikah hampir 4 tahun baru Allah memberi kehamilan. Kebayang kan ya 4 tahun, terus menerus dihujani pertanyaan “kenapa belum hamil juga?” .

Kalau aku biasanya menghadapi pertanyaan-pertanyan seperti itu dengan senyum pilu dan berujar, doakan ya semoga Allah segera memberi keturunan. Alhamdulillah saat belum hamil waktu itu, keluarga inti dari pihak suami dan dari keluargaku tidak pernah ada yang ribet mempermasalahkan hal ini, mereka malah selalu menyemangati aku. *Big hug mama dan ibu mertua

Siapapun kita, pastilah ingin memiliki kehidupan yang ideal, menikah di usia yang cukup dan segera punya anak-anak yang lucu. Tetapi kan manusia tidak bisa menyetir takdirnya sendiri, ada Allah yang berkuasa atas takdir seseorang.

Ketika kita diberikan kemudahan oleh Allah dalam hal jodoh dan keturunan, alhamdulillah , wajib di syukuri, tetapi bukan berarti standar ini bisa dipakai untuk menyamakan dengan orang lain, lalu membandingkan dengan kehidupan kita yang alhamdulillah sempurna. Alasan klisenya adalah ingin orang lain bahagia seperti kita, tapiiii ukuran kebahagiaan orang itu berbeda-beda juga kan. Bukan berarti orang yang belum ketemu jodohnya atau belum dikaruniai keturunan menjadi tidak bahagia hidupnya.

Waduuuuh kok jadi serius gini yaaak….. intinya sih kepengen mengajak diri sendiri dan teman-teman untuk lebih bijak lagi menggunakan lisannya, mungkin kita tidak tahu dibalik kata-kata kita yang terlihat biasa-biasa saja ini, sanggup membuat seseorang menjadi terluka hatinya.

Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Kiamat hendaknya dia berkata perkataan yang baik ataupun diam” (HR Imam Al Bukhori)


52 responses to “Pertanyaan – pertanyaan itu….

  1. ayanapunya berkata:

    kapan nikah?
    kapan punya anak?
    kapan nambah anak?
    kapan mati? #eh (abaikan pertanyaan terakhir)

    Suka

  2. niccaniez berkata:

    sekarang saya dikerubungi dengan pertanyaan,”kapan nih undangannya?”, emang ya manusia…,hehehehehe

    Suka

  3. Lyliana Thia berkata:

    Dan kalau sudah pisah spt sy, mbak rina… Maka sy akan mendapat tatapan iba (kadang penuh selidik ingin tau) dari bbrp org kemudian celetukan “amit2” jk memiliki nasib spt sy…

    Sakit.

    Tapi ya sudahlah, maafkan sj org2 yg kurang empati itu…

    Sy jg jg punya sahabat yg blm diberi keturunan smpe 8 thn menikah ini… Terkadang ia menangis.. Tp bersyukur lingkungan keluarga dan teman2 sangat mendukung ia utk selalu bersabar dan berprasangka baik kpd Allah…

    Suka

  4. Lidya berkata:

    aku aja yang udah punya anak 2 masih suka dikejar pertanyaan, kapan nambah anak cewe? memangnya kita bisa apa nentuin jenis kelamin ya bun. Memang pertanyaan itu gak pernah ada habisnya. Bun udah baca cerita dibalik noda? aku hampir selesai nih mau pinjam buku ?

    Suka

    • rinasetyawati berkata:

      nah iya tuh jenis kelamin sering juga ditanyain klo anaknya jenis kelaminnya sama… heheheh… kita kan nerima aja ya mbak apa yg Allah kaasih… bukunya udah dikirim mba Mayya

      Suka

  5. laila berkata:

    hemm…setuju mba rin..apalgi klo arisan keluarga… hadeuhh.. tante..bude…sepupu…gak ad capex nanyain hal yg sama…xi..xi..klo temen2 sihh lewat… dah kesringan sihh…kebal.com ..eeuuwww..sabar…Allah akan menyempurnakan pahala org2 yg bersabar…

    Suka

  6. yeye berkata:

    Emg paling ga enak yah, biasanya sih aku jwb nya “doain aja yah” sambil senyum dann kaburrrrr 😀

    Suka

  7. niken berkata:

    Terbayang bagaimana perasaan andai ada pertanyaan yang sejenis itu. Mmg org selalu saja “usil” dgn pertanyaan sok kenal sok dekat itu.

    Semoga makin byk yg menyadari apa dampak pernyataan atau pertanyaan basa basi itu buat org lain.

    Suka

  8. della berkata:

    Punya anak dua juga masih dikomentarin, kok, “Kapan Zaidan mo dikasih adek?”
    Helloooooooooooooooo.. nyeri lahirannya aja masih kebayang-bayang tauuuuuuuuuu..
    Etapi ngaku dosa nih, aku juga dulu pernah nanya temenku yang belum hamil, “Udah periksa ke dokter?” Simply karena yang aku tau itulah pertanyaan orang-orang ke orang yang belum punya anak. Sekarang sih gk pake komen apa-apa deh 😀

    Suka

    • rinasetyawati berkata:

      nah punya anak dua aja masih ditanya gitu ya Del… iya aku juga berusaha nih ngerem omongan semoga ga nyakiti orang , karena ngerasain gimana sedihnya ditanya2 mulu

      Suka

  9. eaaaa….makjleb banget tuh Rin
    sekarang gw juga lagi tebal kuping menghadapi berbagai pertanyaan ttg kapan nih Samara mo punya adek?
    *dubidubidu syalalalala* 🙂

    Suka

  10. lulu berkata:

    iya mbak….beneran deh….kita gak tau gimana perasaan orang yang ditanyain.
    semoga aku gak ikut-ikutan…aamiin

    Suka

  11. bundamuna berkata:

    dimana-mana ternyata ada juga yaa mbak, orang yang asbun.. alias asal bunyi..

    Suka

  12. duniaely berkata:

    Lain ladnag lain belalang ya mbak, kalau di sini jarang ada yg bertanya seperti itu krn sdh dianggap nggak sopan

    Suka

  13. dey berkata:

    saya pernah juga bikin postingan tentang pertanyaan2 ini 🙂

    Suka

  14. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata yang baik atau diam (Bukhari)

    Like Banget 🙂

    Suka

  15. Tebak Ini Siapa berkata:

    Hihihi,
    karena aku masih muda paling pol ditanyainnya sih, “kapan punya pacar, masak jomblo muluk.” -____- Ampe bosen ditanya itu 😀

    Suka

  16. Mita Alakadarnya berkata:

    klu saya sering di tanyain “mana nie pacarnya?
    malah kadang ada yang lebih parah mbak,, membandingkan sama orang lain,,, ” masa’ kalah sama si anu dia amsih SMA sudah punya pacar lho….”

    Suka

  17. alaika berkata:

    Memang banyak banget, orang-orang di masyarakat kita, yang begitu ramah tamah, seringkali berlebihan dalam melontarkan pertanyaan, yang sayangnya, pertanyaan itu, sadar atau tidak, justru melukai hati org yg dituju.

    Renungan bagus mba, yuk kita jaga lisan kita, untuk lebih friendly and safe for everyone. 🙂

    Suka

  18. kartika berkata:

    Alhamdulillah aku nikah muda bahkan ada yg berpendapat terlalu muda, langsung dikaruniai keturunan, jadi ga pernah kena sasaran pertanyaan2 itu mbak..hihihi

    Tapi nih ya, akhir2 ini lagi banyak banget yang nanyain, “kapan Dzaky punya adek?” eaaaaa… Ku jawab dengan sok cool “mohon doanya aja” hehehe *akhirnya ngerasain juga ditanya2 terus hihihi

    Suka

  19. danirachmat berkata:

    Mba RInaaaa. paling sebel kalo ada orang ga sensitif nanya pertanyaan-pertanyaan kayak gitu. Mereka ga paham kalo hidup itu bukan balapan.
    Kalo dulu aku pernah ditanya soal kok ga nikah nikah (yang akhirnya nikah umur 29) apa masih normal atau suka ama cowok, kalo yang nanya cewek dijawab gini “Eh mau nyoba? hayuk loh” dan kalau yang nanya cowok langsung aja saya pegang lehernya trus bilang “Yuk ah, gw naksir deh ama lu”. Hahahaha. Pertanyaan ekstrim dijawab dengan ekstrim juga Mba Rin. Maap kalo keterlaluan tapi ya mbokyao mikir gitu loh kalo mau nanya. Ya ga Mba? 😀

    Suka

    • rinasetyawati berkata:

      yah Dan aku mah sebelum nikah udah kenyang di bully…. ini yg aku tulis cuma sedikit, masih banyak yg bikin pediiiiih, tapi ya sutralah, apa yg keluar dari lisan itu biasanya mencerminkan pribadinya…. makanya sekarang aku berusaha hati2 klo ngomong masalah sensi beginian……

      Suka

  20. ochimkediri berkata:

    biasanya yang tanya seperti itu,orangnya memang suka ngegosip dan menggunjing orang2 di sekitarnya…

    Suka

  21. Elsa berkata:

    kalo ditanya kapan nikah, si itu si ini udah nyebar undangan lhoo… kapan nyusul…

    pertanyaan itu masih bisa diterima Mbak, udah biasa…

    tapi yang lebih menyakitkan, ketika orang bertanya, “kok adiknya udah laku duluan?”

    it hurts!!!

    Suka

    • rinasetyawati berkata:

      huufft…. tarik nafas…. aku merasakan mbak… dulu waktu adikku melahirkan duluan, aku belom, hampir semua orang bilang….. gimana siiih kok adeknya duluan yang punya anak…. lhaaa emang kita bisa pesen gitu sama Allah tentang urutan dapet anak…. sabar ya mba Elsa…*peluuukkk

      Suka

Tinggalkan komentar