Merangkai Inspirasi

Bulu pena akan membawamu terbang, dengan kata-kata yang kau tulis seperti halnya bulu menerbangkan burung menuju langit. (Leonardo Da Vinci)

Ketika Asam Lambung Menyerang

Asam Lambung.

Sudah lama sekali dia tak pernah datang menghampiri. Beberapa kali kambuh saya hanya kasih madu, habbasauda atau kalau sudah agak sakit saya kasih mylanta. Setelah itu hilang rasa mualnya, bebas lagi beraktivitas seperti biasa. Tapi tiga bulan lalu si asam lambung ini datang dan tumben banget engga mau pergi. Setiap bangun pagi rasanya mual, pusing dan lemas ditambah sesak nafas rasanya sakit sampai ke punggung, dan sayapun tidak bisa tidur nyenyak. Awalnya saya abaikan saja tapi lama kelamaan mengganggu aktivitas mamak beranak dua ini.πŸ˜”πŸ˜”

Akhirnya konsultasi ke teman yang seorang dokter dan diresepkan obat. Disarankan juga tidak makan goreng-gorengan dan makanan yang berbahan dasar tepung. Tapi sampai obatnya habis, belum sembuh juga,  mual pusing, perut agak panas, sesak nafas masih terasa, bahkan jadi tambah satu sensasinya yaitu rasa asam di mulut, kaya lagi ngemut jeruk nipis. 😞😞

Mulailah saya mencari informasi di internet untuk mendapat jawaban sebenarnya apa sih yang sedang saya derita ini dan hasilnya…………makin parah sakitnya, karena stres baca yang seram-seram tentang penyakit ini. Setiap malam engga bisa tidur kepikiran macem-macem. Sudah sakit fisiknya, lemah juga jiwanya. Subhanallah😣😣

Saya kembali  cari informasi di internet tapi kali ini fokus mencari pengobatan alternatif. Akhirnya setelah bolak balik baca testimoni dari orang-orang yang berhasil sembuh diputuskan saya mau terapi dengan madu khusus penderita asam lambung dan konsumsi Oriflakes ( makanan berbahan dasar tepung garut /Arrowroot ) secara rutin. Seperti apa dan bagaimana manfaat produknya silahkan googling yah 😁

Setelah konsumsi madu dan Oriflakes ini selama satu bulan, memang tidak langsung sembuh. Saya iringi dengan menjaga pola makan, tidak makan yang merangsang lambung bereaksi, dan rutin jalan pagi setiap hari minimal 15 menit. Saya juga engga berani makan nasi, beberapa waktu saya hanya makan bubur dengan sayur bening atau sayur tanpa santan dan lauk yang tidak pedas atau asam. Silahkan dibayangkan sendiri rasanya. Kangen makan rujak dan soto betawi euy… πŸ™‚

Salah satu yang terberat adalah saya tidak lagi konsumsi mie instan, hiks…. ( dadah dadah sama Indomie kari ayam ). Sebenarnya tidak ada yang menyuruh sih, tapi entah gimana saya merasa salah satu penyebab asam lambung karena saya sering makan mie instant.  Meskipun paling banyak satu minggu sekali makan mie instantnya. *menyesal itu memang selalu belakangan, kalau di depan itu namanya pendaftaran .

Saya juga rutin minum ramuan madura resep dari JSR yaitu jahe danΒ  daun pandan yang diseduh dengan air panas yang setelah hangat saya Β tambahkan madu. Saya seling dengan minum chia seed yang diseduh dengan air hangat dicampur garam himalaya.

Saya juga ikutan beberapa grup penderita asam lambung di facebook. Di grup ini saya banyak mendapat informasi tentang penyembuhan asam lambung dan merasa punya banyak teman yang senasib dan sama sama sedang berjuang sembuh dari penyakit ini. Meskipun banyak juga sih member yang posting ga jelas tapi saya mah ambil yang positif positifnya aja. Cara ikutan grupnya tinggal masukkan key word grup penderita asam lambung di kolom pencarian di Facebook, nanti akan muncul semua pilihan grupnya, nah tinggal daftar deh.

Alhamdulillah, atas izin Allah, setelah hampir 4 bulan segala ikhtiar saya lakukan, dan doa yang tak pernah putus, kondisi berangsur angsur membaik. Saya sudah mulai bisa tidur nyenyak, sesak nafas sudah jauh berkurang, tidak terasa asam lagi di mulut, meskipun kadang-kadang mualnya suka datang kalau saya salah makan atau terlambat makan. Tapi dibandingkan beberapa bulan lalu saat pertama kali asam lambung menyerang, kondisi saat ini sudah jauuuuh lebih baik. Alhamdulillah

Semoga kita semua selalu diberikan kesehatan. Aamiin.

Tinggalkan komentar »

Ke Palembang Lewat Jalan Tol

Bismillahirrohmanirrohim

Terakhir nulis di blog Januari 2020, sekarang nulis lagi pas di akhir tahun 2020. Sungguh  kemalasan yang tak patut ditiru. 😁😁

Pandemi masih belum berakhir yah, makanya saya dan suami selalu berpikir panjang  saat akan memutuskan melakukan perjalanan . Termasuk keraguan saat akan  bertemu mertua di Palembang. Apakah aman bepergian di tengah kondisi seperti ini, tapiiii satu sisi rasanya sangat  ingin menjenguk orang tua karena  lebaran lalu kami tidak bisa  mudik akibat si koronce sedang dalam puncaknya dan tempat tinggal kami juga di lock down.😌😌

Akhir Nopember lalu, kepikir lagi pengen mudik karena beberapa kali ibu mertua telpon selalu bilang kangen dengan cucu cucu dan akhirnya dengan berbagai pertimbangan, terutama dengan niat birrul walidain, saya dan suami memutuskan jadi berangkat ke Palembang. Salah satu alasannya akhir  bulan Nopember bukan musim liburan dimana jalanan tidak akan seramai saat liburan dan kemungkinan terhindar dari kerumunan manusia. Kami juga dengan ketat menerapkan protokol kesehatan, pakai masker, cuci tangan sesering mungkin dan menjaga jarak aman.

Kami  tidak naik pesawat karena  biayanya jadi berkali kali lipat disebabkan ada aturan wajib test swab. Lumayanlah ya, biaya pesawat  4 orang plus biaya test ini itu. Jadi diputuskan naik mobil. Selain  kepengen memberikan pengalaman baru untuk anak-anak  menyeberang pulau dengan naik kapal, kami juga ingin mencoba jalan  tol dari Lampung sampai Palembang.

Kami berangkat dari Bekasi jam 6 pagi dan sampai pelabuhan Merak pukul 8.30. Sesuai prediksi, jalanan sepi dan lancar jaya. Dengan pedenya langsung ke loket beli tiket untuk naik kapal dan ternyata ditolak, karena ternyata sekarang pembelian tiket kapal harus lewat online dengan menggunakan aplikasi  Ferizy. Selesai urusan tiket yang tidak terlalu lama, mobil kami masuk kapal. Buat saya ini sebenarnya pengalaman kedua menyeberang selat sunda. Dulu pertama kali naik kapal saat baru menikah, tapi tidak terlalu terasa karena naik bis dan malam hari pula. Tapi saat ini lebih menyenangkan karena pagi hari dan cuacanya bagus meskipun plus deg deg an sebab bawa dua bocah yang engga bisa anteng duduk diam. Mamak ngeri liat laut.πŸ˜„πŸ˜„

Setelah 2 jam perjalanan di kapal, akhirnya sampai juga di Lampung. Alhamdulillah selamat sehat wal afiat engga ada yang muntah dan pusing-pusing. Tapi saya agak menyesal karena cuma dapat sedikit foto yang bagus padahal cuaca benar benar cerah dan ombaknya pun santuy. Ini semua gegara sibuk megangin bocah, takut pada nyebur. 😩. Kami keluar pelabuhan setelah antri sebentar di kapal karena memang penumpangnya tidak banyak dan langsung masuk tol yang sepiiiiii dan masih jarang kendaraan. Mungkin karena  ini bukan akhir pekan dan bukan saat liburan panjang ditambah lagi pandemi masih belum berakhir, jadi jalanan benar benar lengang.

 Selama di tol Lampung , jalanan masih mulus, disuguhi pemandangan kebun pisang, sawit, nanas dll. Alhamdulillah kami sangat menikmati perjalanan. Tetapi saat memasuki tol wilayah Palembang  mulai banyak jalanan yang rusak dan terlihat diperbaiki oleh petugas. Kecepatan langsung dikurangi apalagi hujan turun deras dan jarak pandang hanya beberapa meter. Beberapa kali kami melewati lubang-lubang yang tergenang air. Kondisi seperti ini mengingatkan kami saat ke Dieng tahun lalu, menggunakan jalur yang tidak biasa, dimana perjalanannya sangat mencekam, hujan lebat, kabut, gelap dan tidak terlihat apa-apa di jalanan, sedangkan kanan kiri jurang menganga. Sungguh perjalanan yang menegangkan karena semua yang ada di mobil (kecuali pak sopir) nangis bareng-bareng πŸ˜„πŸ˜„. Ceritanya ada di sini ya

Pukul satu siang kami istirahat, sholat dan makan di rest area. Meskipun banyak rest area di sepanjang  jalan tol Lampung Palembang ini, tapi masih banyak yang belum berfungsi semuanya. Jadi kami memilih Rest Area yang ramai, ngeri lah ya kalau tempatnya sepi khawatir terjadi hal hal yang tidak diinginkan. Alhamdulillah Rest Areanya bersih dan terawat jadi kami nyaman di sana. Mungkin karena tidak terlalu ramai juga jadi kami merasa aman meskipun tetap menjaga protokol kesehatan.

Kira-kira satu jam kami istirahat dan langsung melanjutkan perjalanan. Huhuhu, kami kembali menemui jalan tol yang rusak, beberapa kali mobil tidak bisa menghindari lubang  dan kami semua di dalam mobil terguncang guncang. Mungkin jalan tol ini rusak salah satu penyebabnya kondisi tanah yang berbeda dengan Lampung ya atau mungkin juga ada penyebab lain. Eeeh kalau ada yang salah dimaafkan yah ke sotoy an saiah ini. *Sungkem sama yang bikin jalan tol πŸ˜†πŸ˜†πŸ˜†

Keluar Tol Palembang pukul 16.30 berbarengan dengan banyak truk dan kendaraan berat lainnya yang juga memasuki Palembang.  Sampai di pertigaan setelah keluar tol ada petunjuk arah, ke kiri Kertapati dan ke kanan Jakabaring. Suami memilih ke kiri, tapi feeling saya sih kami harusnya belok ke kanan. Meskipun saya baru beberapa kali ke Palembang, tapi nama Jakabaring  tidak asing dan itu sudah dekat dengan rumah mertua di 11 ilir. Tapi atas nama menurut sama pak suami ya sudahlah saya tidak banyak komentar. Ternyata benar, pak suami baru sadar kami salah jalan setelah perjalanan sudah jauh. Bukan salah jalan sih sebenarnya, hanya jalan yang kami lewati terlalu jauh. Akhirnya baru sampai rumah mertua 18.00 Alhamdulilah biar bagaimanapun, perjalanan ini cukup menyenangkan, dan yang terpenting kami semua sehat, selamat dan bisa bertemu dengan keluarga di Palembang.  πŸ€—πŸ€—

Semoga pandemi segera berlalu ya supaya bisa bebas bepergian tanpa rasa khawatir.

mau difoto, jadi masker copot dulu sementara 😁😁
Tinggalkan komentar »

Liburan Menyenangkan dan Menegangkan

Liburan

Bismillahirrohmanirrohim

Seperti biasa…

Late Post    😁😁

Liburan Desember 2019 kemarin, rameeeee banget di rumah saya karena keluarga pak Suami yang dari PalembangΒ  (mertua, kakak, adek ipar dan para keponakan) berlibur di Pulau Jawa. Meskipun rumah saya kecil dan tidurnya berdesakan tapi tetap happy karena bisa kumpul-kumpul begini.πŸ˜ƒ

Rencana awal kami akan mengunjungi beberapa tempat dan  pertama kali yang akan dikunjungi adalah Cisarua Bogor, sekalian  menjenguk adiknya ibu Mertua yang  tinggal di sana. Sebenarnya  saya paling  parno kalau ke puncak itu sama macetnya, tapi Alhamdulillah lancar jaya dari mulai masuk jalan Tol sampai ke lokasi. Yaiyalaaah, berangkat Jumat pagi, jalanan masih sepi. 😜😜😜

Kami menyewa Villa yang lumayan luas buat 5 keluargaΒ  dan cencu saja ada acara main airnya. Setelah kakakΒ  ipar selesai membuat tekwan, ( yang rasanya syedap bingiit) beramai ramai kita nyebur ke kolam renang.

IMG-20191221-WA0021-01

IMG20191221063550-01

Paginya, setelah sholat subuh kami langsung cuuuss Mesjid Taawun di Puncak Pass dan harus kembali sebelum jam 9 pagi karena akan keluar dari Villa dan ziarah ke makam keluarga. SetelahΒ  foto – foto dan ngemil ,sekitar jam 7 pagi, kami bergegas kembaliΒ  ke bawah menuju villa. Tiba-tiba petugas loket menginformasikan bahwa kami tidak bisa ke bawah karena jalan sudah ditutup dan hanya diperbolehkan kendaraan yang akan ke atas saja. Jalanan baru dibuka kembali pukul 11 siang. 😫 Widiiiiw….. ini jelas bikin kaget karena setau saya buka tutup jalur itu mulai jam 9 pagi. Alhamdulillah ada bapak-bapak yang menawarkan jalan alternatif dengan meminta imbalan. Terpaksa kami mengikuti bapak itu karena Β tidak mungkin menunggu sampai jam 11 siang. Meskipun jarak tempuh lebih jauh dan jalanannya lebih terjal, Alhamdulillah kami tiba di villa dengan selamat dan langsung menuju kota Bogor.

Di Bogor kami hanya mengunjungi Kebun Raya Bogor dan tidak lama kemudian keluar mencari makan siang karena perut sudah lapar. Setelah membeli oleh oleh kami langsung kembali ke rumah saya di Bekasi untuk persiapan ke Kuningan dan packing banyak baju karena rencananya akan langsung ke Dieng dan Yogya.

Perjalanan ke Kuningan Β ini mengingatkan saya 4 tahun yang lalu saat saya hamil Kaysan. Kehamilan yang Β tidak Β saya Β ketahui, padahal lumayan melelahkan, apalagi di mobil Kanaya saya pangku sepanjang perjalanan. Β Alhamdulillah meskipun baru saya ketahui saat sudah sampai ke Bekasi, kehamilan saya baik-baik saja. Kuningan ini adalah kampung asal keluarga suami saya, sebelum akhirnya mereka menetap di Palembang. Β Jadi, banyak sekali saudara yang harus kami kunjungi dan juga ziarah ke makam-makam leluhur.

 

Liburan ke kuningan

Selama dua malam kami di Kuningan untuk silaturahim dan setelah itu langsung menuju Dieng.Β  Sebenarnya jalur yang biasa dilewati saat ke Dieng adalahΒ  melalui Wonosobo atau Banjarnegara. Tapi pak supir liat – liat google mapΒ  ada jalur alternatif yang memangkas waktu sampai 3 jam an yaitu lewat Batang. Akhirnya kami benar-benar mengikuti mbah google meskipun sempat ragu dan Β tanya-tanya juga ke penduduk, karena agak curiga kok jalanannya makin lama makin curam dan sepi dari pemukiman penduduk. 😯😯

Kami semua Β masih Β menikmati pemandangan yang indah di kanan kiri jalan meskipun memacu adrenalin juga sih karena Β jalanannya yang Β tidak biasa. Sampai di Β tanjakan yang sangat curam, tetiba mesin mobil mati dan mobil bergerak ke bawah. Ya Allah… Kami semua menjerit ketakutan karena di kiri jalan terlihat jurang yang dalam. Di dalam mobil ada saya Β sekeluarga, adik ipar dengan dua anaknya dan ibu mertua. Keluarga yang lain ada di mobil yang kedua.

Awalnya saya minta turun sama pak supir tapi dia bilang, tenang aja bu, engga apa-apa. Suasana makinΒ  tegang karena mobil bergerak terus merosot ke bawah, dan saya setengah berteriak minta turun. Kami semua berhamburan keluar dari mobil dan rasanya lega sekali saat bisa keluar dari mobil, apapun yang terjadi yang penting kami tidak berada di dalam mobil. Pak Suami mencari batu besar untuk mengganjal roda tapi mobil tetap kehilangan kendali. Alhamdulillah ada dua orang pengendara motor yang sepertinya adalah petugas patroli melewati jalan itu. Mereka membantu mendorong mobil supaya bisa naik ke atasΒ  ke tempat yang landai.πŸ˜₯πŸ˜₯πŸ˜₯

Suasana berkabut, mendung dan sudah mulai turun hujan. Setelah kami semua masuk ke mobil, saya pikir kami sudah melewati kondisi yang mencekam, tapi ternyata salah besar saudara saudara 😩. Mobil sudah bisa berjalan kembali, tapi kami menghadapi hujan badai dengan angin yang kencang dan kilat yang menyambar-nyambar. Jalanan sama sekali tidak terlihat  tapi pak supir tetap melanjutkan perjalanan padahal sekarang kami ada di posisi jalanan yang menurun tajam dengan kanan kiri jurang.

Ya Allah…tidak hentinya kami semua menyebut nama Β Allah, mohon keselamatan. 😭😭😭 Anak-anak mulai menangis dan pak suami yang duduk di depan juga Β terlihat Β panik. Akhirnya setelah kami paksa pak supir mau juga menghentikan laju kendaraan, meskipunΒ  tidak berapa lama melaju kembali setelah hujan agak reda dan jalanan mulai terlihat. πŸ˜₯

Kami baru bisa bernafas lega saat melihat kebun teh yang ada di Dieng. Rupanya, google map ini mengarahkan jalan yang memang tidak biasa dilewati oleh pengunjung. Pantas saja jalurnya sangat mengerikan dan jarang ada kendaraan yang lewat. Pengalaman luar biasa menegangkan, sampai ibu mertua dan adik ipar bilang sudah kapok dan tidak ingin lagi ke Dieng.πŸ˜€

Liburan ke Dieng

Sampai di penginapan kami bebersih dan mencari makanan, karena perjalanan yang mencekam tadi sampai membuat kami tidak merasa lapar. Saat sore, baru terasa laparnya karena lupa makan siang. Suasana hujan dan kondisi alam Dieng yang ada pada ketinggian, membuat kami semua kedinginan. Alhamdulillah tidur pules semua mungkin lelah sekali dengan ketegangan tadi siang.

Paginya kami berkunjung ke Taman Syailendra, Kawah Sikidang dan Telaga Warna. Masih banyak tempat yang belum didatangi tapi kami harus segera check out untuk menuju Yogya. Kali ini melalui jalur Wonosobo yang Β meskipun jalannnya curam dan berliku Β tapi masih Β bersahabat lah karena masih banyak kendaraan dan rumah penduduk. Belum rela sih sebenarnya meninggalkan Dieng karena banyak tempat yang belum dijelajahi, Β engga sebanding Β banget dengan ketegangan yang sudah kita lewati. Insya Allah next time, kepengen balik lagi tapi engga mau lewat jalur Batang.πŸ˜‰

Sampai Yogya sore hari dan kami langsung istirahat di penginapan yang ternyata lokasinya di jalan Jogokariyan. Senangnyaaa dirikuw πŸ˜πŸ˜β€¦β€¦.. Akhirnya terwujud juga harapan saya bisa berkunjung ke Mesjid Jogokariyan. Malamnya kami cari makan dan langsung Β menuju Malioboro. Waaah rameeeeee banget Malioboro di musim liburan begini. Saat saya upload foto di IG Story sedang berada di Malioboro, ternyata ada beberapa teman saya berada di tempat yang sama. Yaaaah mana ketemu yak, liat orang segini banyaknya, mau jalan aja syusaaah. πŸ˜‚πŸ˜‚ Kaysan yang Β tertidur tiba-tiba bangun dan muntah-muntah. Akhirnya saya sekeluarga kembali ke mobil, menunggu saudara saudara yang lain yang masih berbelanja. Sekitar jam 10 malam kami akhirnya kembali ke penginapan.

Mesjid Jogokariyan

IMG2019122Malioboro

Paginya, kami cari sarapan di sekitar jalan Jogokariyan dan sekalian Β check out. Tadinya Β saya Β pikir mau ke tempat wisata eh ternyata kita balik lagi dong ke Malioboro yang Β di pagi hari lebih sepi di banding malam. 😁 Setelah belanja belanja (lagi) Β diputuskan untuk kembali ke Bekasi melalui jalur Β Klaten dan masuk Β tol Colomadu. Β Saat menuju Klaten Β kami melewati Β tempat wisata Prambanan dan saya hanya bisa dadah dadah aja, hehehe. Pokoknya insya Allah next time ke Yogya lagi tapi enggak mau ke Malioboro. Semacam kode lah ini. πŸ˜€πŸ˜€

Nah ini cerita liburan bulan Desember yang lalu, Β menyenangkan Β sekaligus ada yang menegangkannya juga. Insya Allah jadi pengalaman yang berkesan.

Tinggalkan komentar »

Liburan Singkat di Bogor

1561007297466

LiburΒ  lebaran tahun 2019 ini keluarga kami engga mudik ke Palembang seperti biasanya. Kenapa ? karena eh karena tiket pesawat mahal banget dan tiket bis juga sama aja mahalnya. Saya sudah menanyakan masalah mudik ini ke pak suami jauh hari sebelum Ramadhan. Dengan berbagai pertimbangan dan tentunya berat hati pak suami memutuskan untuk lebaran di Bekasi aja.

Sedih sih sebenarnya, engga bisa silaturahim dengan keluarga di Palembang dan matgay juga cuma jadi penunggu komplek. Apalagi Kanaya libur sekolah cukup lama, dan dia sudah menanyakan terus kita mau jalan-jalan kemana ini.

Saya diskusi dengan suami kira-kira mau wisata kemana yang engga jauh dari Bekasi. Lalu diputuskan kamiΒ  ke Kebun Raya Bogor karena anak-anak belum pernah diajak ke sana, dan wisata kuliner di Bogor juga lumayan banyak. Rencananya seharian keliling Bogor terus nginep semalam di Hotel, paginya masih bisa keliling Bogor dan siangnya cuusss pulang ke Bekasi. Pas banget promo dari traveloka belum pernah dipakai jadi biaya hotel bisa lebih murah. Yeaaaay…. mamak-mamak emang paling bahagia kalau ada promo promo kaya gini.πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€

Rencana awal, saya, suami, ibu saya dan 2 krucil akan ke Bogor naik kereta. Nanti dari stasiun Bogor naik angkot atau order go car. Liburannya ala ala backpaker yang menerapkan asas hemat cermat dan bersahajaπŸ˜‰πŸ˜‰. Sebagai mamak yang segala sesuatunya detail, kepikir nanti di Kebun Raya gembolan tasnya apa mau dibawa masuk aja, KRB itu luas banget dan kita jalan kaki. Kebayang capek dan rempongnya dong. Pak suami dengan santainya bilang, tenang ajah kita titip tasnya di loket karcis. Berasa KRB milik leluhurnyaπŸ˜…

Saat saya ceritakan rencana ini ke adik saya yang tinggal di Depok, dia langsung antusias mau ikutan ke KRB tapi tidak ikutan nginep di Hotel. Akhirnya meminta saya turun di stasiun Depok nanti dijemput naik mobil. Alhamdulillah, lumayanlah ya kalau naik mobil, keliling KRB eggak terlalu capek.

Liburan pun dimulai….

Sepekan setelah Lebaran saya sekeluarga menuju Bogor naik kereta. Suasana kereta padat dengan pekerja yang baru masuk kerja hari pertama. Tapi saat transit di Manggarai sepi penumpang. Bersyukur sudah tidak bekerja lagi, saat orang-orangΒ  mulai beraktivitasΒ  saya malah baru mau mulai liburan πŸ˜‰πŸ˜‰πŸ˜‰

15610119428891561008827831

Singkat cerita, rombongan lenong sampai di Kebun Raya Bogor. Harga tiket Rp.15.000 per orang dan mobil Rp.30.000. Murah meriah kaaaan. Saat akan membayar, ternyata saya salah menghitung jumlah rombongan dan ketika akan mengambil uang untuk membayar kekurangannya, petugas di loketnya bilang, engga usah pak, segini aja cukup. Lah ini kok bayar tiket kaya mau ngasih ongkos orang  yah. Ternyata masuk KRB tidak terlalu ketat perhitungan pengunjungnya. Tapi meski mau liburan hemat, asas jurdil tetap harus dipakai dong ya. Biar barokah 😊😊

Suasana KRB masih sama seperti terakhir kali saya kesini 8 tahun yang lalu. Selalu ramai pengunjung dan teduh dengan pohon-pohon yang rindang. Baru kali ini saya ke KRB menggunakan mobil jadi bisa menjangkau semua tempatΒ  sampai ke ujung dan baru tau juga ternyata di dalamnya ada taman Meksiko yang isinya tanaman kaktus dari mulai yang kecil sampai yang besar-besar.

Puas keliling KRB, saya sekeluarga plus ibu diantar adik saya ke hotel Sahira di daerah Tanah Sereal. Sebenarnya engga jauh dari KRB tapi karena jalanan di Bogor banyak yang menerapkan satu jalur, jadi agak memutar.

Review Hotel Sahira yuuk.. ..

The Sahira hotel ini adalah hotel Syariah Β yang alamatnya di Jl. Ahmad YaniΒ  no 17-23 Tanah sereal Bogor . Sewaktu awal booking agak bingung karena ada hotel syariah dengan nama yang sama juga di daerah Pakuan. Saya berulang kali memastikan hotel yang kami pilih ini benar lokasinya.

Waktu check in cepat mungkin karena yang menginap tidak datang bersamaan. Tidak berapa lama langsung dapet kunci, password untuk akses wifi dan fasilitas kolam renang sesuai dengan keinginan anak-anak. Pak suami memilih kamar deluxe family dengan 3 bed, alhamdulillah promo dari Traveloka bisa memotong biaya hotel. Saya sebagai Β mamak pecinta promo dan diskonan cencu saja senang syekali. πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜„

1561011186970

Kamarnya bersih dan nyaman. Kamar mandinya juga cukup luas. Cuma agak risih karena terbiasa keluar kamar mandi itu ada keset, nah ini kesetnya engga ada. Maklum yak orang udik, meskipun kamar mandi kering, keluar kamar mandi harus nemu keset.😁😁

Disediakan juga perlengkapan sholat, sajadah, daaaaan……. Al Quran. Baru kali ini nginep di Hotel Syariah dan takjub aja gitu di Hotel ada Al Qurannya. Berasa diingetin, meskipun lagi liburan harus tetapΒ  bacaΒ  Al Quran.

Selesai bebersih badan dan beberes kamar, anak-anak minta ke bawah cari playground. Lumayan lah tempat bermainnya, meskipun tidak terlalu luas tapi anak-anak tetap senang. Apalagi ternyata di bawah tangga ada tempat tersembunyi yang saat dibuka ternyata isinya berbagai macam mainan anak. Sambil nunggu anak-anak bermain saya pesan Β makanan via go food karena perut sudah mulai keroncongan. Rencana awal bada magrib mau keluar sekitaran hotel cari makanan, tapi kayanya udah cape dan ngantuk jadi cari yang praktis aja pesan makanan online.

 

Sebenarnya di Hotel juga jual makanan sih, menunya ada di kamar tapi tadi ngintip sekilas, mihil mihil. Maklum prinsip liburan ala mamak adalah hemat bin ngirit πŸ˜ƒπŸ˜ƒ.

Alhamdulillah makanan yang di pesan via go food rasanya memuaskan semua. Ibu saya dan pak suami pesan masakan padang, saya makan sop Iga dan anak-anak nasi uduk. Semuanya bilang enaaaak. Alhamdulillah abis makan langsung pada tepar di tempat tidur, merajut mimpi mimpi. Tendang timbangan sampai ke planet Mars.Β 

Paginya cuuussss Β sarapan di lantai bawah. Belum ada orang hanya sqtu orang petugas saja tapi makanan sudah disediakan tinggal ambil sendiri. Ini keluarga si berat, malam sebelum tidur makan malam, paginya udah laper banget, mungkin mimpinya abis ngejar-ngejar layangan jadi capek dan lapar πŸ˜†πŸ˜†.

Makanannya enak-enak sih tapi menurut saya kurang kumplit menunya. Waktu kami menginap di Hotel Aston Solo tahun lalu, menu makanannya banyak pilihan. Tapi alhamdulillah , meskipun menunya enggak banyak tapi hampir semua makanan rasanya enak dan pas di lidah.

15610113721651561011544397

Habis sarapan pengennya sih leyeh leyeh di kamar yak, namanya juga lagi liburan kaya orang-orang. 😁😁 Tapi bocah udah pada ribut minta berenang, dan pak suami juga pengennya saya ikut, bagian fotoin yang berenang dan jagain tas plus ngawasin anak-anak kalau ayahnya ke kolam yang lebih dalam.. Yah beginilah nasib mamak, mau berenang dimanapun selalu punya job tetap.πŸ˜€

Kolam renangnya tidak terlalu besar tapi bersih, saat jalan-ajaln keluar kamar setelah subuh, saya lihat kolamnya dibersihkan petugas. Kolam di bagian atasnya untuk orang dewasa dan bawahnya untuk anak-anak. Tapi namapun bocah namanya main air itu hal yang menyenangkan, menolak udahan meskipun bibirnya udah pada biru karena kedinginan. Mereka baru mau berhenti saat saya infokan tante dan sepupunya mau jemput ke Hotel dan sudah dalam perjalanan.

Pukul 11.15 kami keluar hotel. Alhamdulillah senang menginap disini, adem suasananya karena saling memberi salam jika bertemu. Pelayanannya juga memuaskan dan pastinya lebih tenang karena menerapkan konsep syariah. Insya Allah next time mudah-mudahan , bisa berkunjung lagi ke Bogor.

Happy Eid Mubarak 1440 H

Mohon maaf lahir batin yaa

1561011994942.jpg

2 Komentar »

Wisata ke Malang

1556766267793

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah, saya dan keluarga berkesempatan bisa mengunjungi Malang dengan tujuan utamanya Gunung Bromo. Salah satu destinasi wisata yang sudah lama saya impikan. Selama ini selalu mupeng lihat foto-fotonya yang cantik. Qodarullah akhirnya bisa kesampaian juga.

Kami berangkat Kamis pagi menggunakan pesawat menuju Malang. Pesawat sempat berputar putar di atas kota Malang selama hampir setengah jam karena antri masuk bandara yang lumayan padat. Alhamdulillah stok cemilan cukup jadi anak-anak sibuk dengan makanan. Tapi saya lapar berat, meskipun sudah makan lontong 3 biji saat di bandara. Maklumlah orang Indonesia asli belum afdol kalau belum ketemu nasi. πŸ˜„πŸ˜„

Sampai Malang mobil sewaan dan drivernya sudah menanti, langsung cuuus ke kota Batu karena memang kami akan menginap di salah satu Home stay di Kota Batu. Makannya kapaaan ? menurut driver dia merekomendasikan sebuah tempat makan di Batu. Huhuhuhu jauh emen mas, perut udah keroncongan. 😁😁😁 Sampai TKP ludes satu piring nasi rawon yang ternyata emang rasanya endeuuss tralala.

Selesai urusan makan, kami langsung ke home stay yang lokasinya ternyata tidak jauh dari rumah makan. Rencana istirahat dulu sebentar sorenya mau jalan-jalan ke Alun Alun Kota Batu. Emaknya beberes (lupakan istirahat), anak-anak berenang. Mungkin karena terlalu lelah dan tidak tidur siang, Kaysan langsung tidur pulas, jadi saat ke Alun Alun dia dalam keadaan tidur nyenyak digendong ayahnya.

PhotoGrid_1556767353955
Baru pertama kali ini ke kota Batu dan rasanya langsung jatuh cinta. Kotanya sejuk, bersih dan rapi mirip Ambarawa. Penasaran sama bakso Malang yang dijual di Alun-Alun, setelah dicicipi, errr…kok rasanya masih enakan bakso Malang di Bekasi yah. Setelah puas berkeliling dan wisata kuliner, akhirnya kami kembali ke penginapan. Harapannya bisa tidur nyenyak karena capeeeek, tapi kenyataannya anak-anak malah baru tidur jam 9 malam dan itu artinya jam tidur saya juga menyesuaikan. 😊

Paginya kami keliling kota Batu lagi, kali ini tujuannya ke Selecta. Sejauh mata memandang bunga warna warni yang indah dan menyejukkan. Anak-anak langsung bahagia lihat kolam renang dengan banyak seluncuran, tapi saya langsung kasih kode no no no no. Berenang cukup di penginapan saja, tujuan ke Selecta untuk menyenangkan bundanya yang mau ngumpulin stok foto bunga. Hahaha titah nyonya besar pantang dilanggar yaah…. πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜„

Setelah dari Selecta kami mampir sebentar ke kebun apel untuk merasakan sensasi memetik apel dan memakannya langsung dari pohon. Nah di tempat ini anak-anak yang paling senang, terutama Kaysan yang semangat sekali memasukkan apel-apel ke dalam plastik, sambil bilang, aku lagi metik mangga nih .. πŸ™‚ Ngotot banget yang gelayutan di pohon itu mangga, bukan apel πŸ˜„

Puas makan apel kami menuju Musium Angkut. Awalnya saya kurang semangat karena berpikir palingan isinya cuma mobil-mobil biasa. Setelah sampai di sana ternyata, bukan cuma anak-anak yang senang, saya pun jadi antusias. Berbagai angkutan dari yang tradisional, alat transportasi jadul sampai yang modern ada semua. Anak-anak senang banget karena diperbolehkan naik mobil pemadam kebakaran keliling musium dengan sirinenya yang meraung raung . Saya tertarik dengan replika kota-kota di dunia yang suasananya dibuat semirip mungkin dengan aslinya. Saat saya unggah foto di status WA banyak yang menduga saya beneran ada di Luar Negeri. πŸ˜„

PhotoGrid_1556767143657.jpg
Tidak terasa hampir 4 jam kami berkeliling di musium angkut. Anak-anak menolak diajak pulang, masih betah katanya. Tapi kami harus segera ke penginapan karena malamnya akan dijemput untuk ke Bromo. Rencana dari Bromo langsung ke Stasiun untuk kembali ke Bekasi. Tugas mamak beberes lagi dan packing, supaya saat dijemput semuanya sudah siap.

Jam 12 malam kami bangun karena jeep yang menjemput sudah datang. Kanaya mudah dibangunkan, tapi Kaysan langsung digendong oleh ayahnya . Saya berharap anak-anak melanjutkan tidurnya di mobil tapi ternyata malah segar bugar dan menikmati perjalanan. Mungkin takjub karena baru sekali ini naik mobil Jeep yang goyangannya cihuy πŸ˜„

Memasuki wilayah Bromo, perjalanan makin mencekam ( nyonya lebay ), sepanjang jalan hanya terlihat hutan dan jurang. Suasana gelap, dingin dan jalanannya menanjak. Tapi kami tidak sendirian, ada ratusan atau malah mungkin ribuan jeep warna warni konvoi di belakang dan di depan jeep yang kami tumpangi. Sempat beberapa kali berhenti karena ada Jeep yang rusak. Makin mendekati Bromo jalanan semakin ekstrim, beberapa kali saya terbentur dinding mobil karena goncangan Jeep. Kaysan langsung saya pangku karena khawatir dia terlempar, sedangkan suami bagian menjaga Kanaya yang tertidur.

Salah satu tujuan kami lebih awal datang ke Bromo adalah karena ingin melihat sunrise dari bukit yang ada di depan gunung Bromo dan gunung Batok, tapi belum sampai ke tempat yang pas untuk melihat pemandangan yang lebih bagus, jeep sudah tidak bisa berjalan lagi karena padatnya pengunjung. Akhirnya kami turun dari jeep, sholat Subuh di jalanan dan segera dapat menyaksikan indahnya matahari yang perlahan muncul dengan warnanya yang indah. Masya Allah, meskipun gunung bromonya tidak terlihat jelas, dan sedang erupsi tapi pemandangannya luar biasa. Lelahnya perjalanan terbayar sudah. Rasanya ingin berlama lama di tempat itu untuk menikmati keindahannya. Tapi kami harus segera turun dari bukit karena akan ada beberapa spot yang akan dikunjungi, seperti pasir berbisik dan bukit teletubies.

PhotoGrid_1556779683381PhotoGrid_1556779804998
Saya salut dengan anak-anak yang tidak rewel selama perjalanan. Sebelumnya tidak pernah terbayang perjalanan menuju Bromo yang lumayan terjal (menurut saya) harus membawa duo krucil Kanaya dan Kaysan . Awalnya ragu apakah mereka nyaman di bawa ke tempat yang ekstrim seperti ini, eh ternyata…justru mereka yang paling menikmati perjalanan.

Sedikit tipsΒ  wisata ke Bromo dengan membawa anak kecil :

1. Sampaikan padanya kita akan ke suatu tempat yang bagus, pemandangannya indah. Di sana akan melihat Gunung Bromo dan Gunung Batok, jadi nanti kita akan melakukan perjalanan yang menyenangkan. Hal ini saya sampaikan berulang ulang ke anak-anak.

2. Udara di sana sangat dingin, gunakan baju yang berlapis lapis serta penutup kepala supaya tidak terlalu kedinginan. Jangan lupa membawa makanan yang cukup favorit mereka.

3. Jangan memaksa untuk foto, biarkan mereka main dulu sepuasnya. Saat di pasir berbisik, Kaysan saya biarkan main pasir dan tidak melarang dia berlari larian, setelah puas baru saya ajak foto dan ternyata lebih mudah.

Menjelang siang Jeep mengantar kami menuju Stasiun untuk menunggu kereta yang akan membawa kami pulang ke rumah. Dan dimulailah insiden yang membuat kami pontang panting. Ternyata pak suami salah memilih stasiun saat memesan tiket via online, harusnya kami menunggu di stasiun Malang Lama bukan di stasiun Malang Baru yang saat ini kami datangi. Dengan bawaan yang lumayan banyak dan sambil menggandeng anak-anak akhirnya kami diantar ke stasiun yang benar oleh dua becak. Lokasinya lumayan jauh, dan ini yang membuat saya was was karena jam keberangkatan kereta sudah mepet waktunya. Ufff…. bener bener deh jantung rasanya mau copot karena saking takutnya ketinggalan kereta. Akhirnya….. sampai stasiun tepat waktu bahkan masih sempat bebersih badan dan ganti baju. Legaaaa….

Alhamdulillah meskipun di akhir perjalanan mendapat kejutan kecil seperti ini, kami tetap senang bisa mengunjungi Malang dan Bromo. Insya Allah next time mudah-mudahan bisa kesini lagi. Kata Kanaya, aku pengen ke Jatim Park bun….euleeeuuh…..πŸ˜„πŸ˜„

Jazakumullahu khairan untuk sponsor baik hati nun jauh di sana. Semoga denganΒ  menyenangkan hati kami untuk bisa sampai ke Malang, Allah balas dengan balasan yang berlipat lipat. Aamiin.

4 Komentar »

Liburan ke Ambarawa dan Solo

Ambarawasolo

Super duper Late post….

Alhamdulillah liburan sekolah tahun ini bisa pulang kampung ke kota kelahiran saya di Ambarawa. Lima tahun tidak berkunjung ke sini. Kangen dengan suasana pedesaan dan pemandangan alamnya yang indah.

Sebenarnya yang punya acara itu pak Suami dan teman-temannya yang berencana wisata kota Solo bersama keluarga. Saya memutuskan berangkat duluan ke Ambarawa karena rasanya kok sayang ya pergi Β jauh jauh ke Solo melewati Ambarawa dan enggak mampir. Akhirnya saya, mama, Kanaya dan Kaysan mencuri start liburan dengan menginap dulu di Ambarawa selama 7 hari. Setelah itu baru ketemuan dengan rombongan keluarga yang lain di Solo. Suami menyusul karena masih banyak pekerjaan yang harus di selesaikan

Dan….. liburan bersama seorang lansia plus dua bocah cilik pun dimulai…..

Kami ke Ambarawa naik bis double decker Agra Mas dari poolnya di depan depsos Bekasi. Ngaret 2 jam karena alasan jalan tol macet. Sedihnya karena saat pagi sebelum berangkatΒ  Kanaya muntah-muntah. Sudah di bawa ke dokter dan alhamdulillah muntah agak reda meskipun saya tetap khawatir karena perjalanan jauh dan tanpa ayahnya.

Saya baru pertama kalinya ke Ambarawa naik bis tingkat. Awalnya pengen banget duduk di lantai atas tapi realistis lah ya, bawa orang tua dan 2 anak yang lagi aktif-aktifnya engga mungkin pilih duduk di lantai 2.

Foto bis pinjam dari Agra Mas

Tiba di Ambarawa jam 3 pagi dan rasanya kaya mimpi bisa ada di kampung saya tercinta ini. Kota kecil yang bikin betah karena tidak terlalu ramai dan pemandangannya memanjakan mata banget. Seharian engga ke mana-mana cuma tidur dan makan aja. *tendangtimbangan. Hari hari selanjutnya barulah kami berempat keliling Ambarawa, demi menyenangkan anak-anak dan memuaskan hobi saya mencari objek foto.

Tujuan wisata yang pertama adalah museum kereta api Ambarawa. Sekarang jauh lebih rapih dan bersih. Anak-anak langsung heboh lihat kereta api sebegitu banyaknya. Kakaknya lebih suka baca-baca sejarah yang ditempel di dinding sedangkan adiknya minta naik kereta, jalan-jalan di gerbong, minta turun, naik lagi, ngejar-ngejar sampai punggung rasanya mau copot. Di saat ini langsung keingetan pak suami yang biasanya kalau jalan-jalan kebagian pegang Kaysan. *koyomanakoyo

Selesai menjelajahi Museum kereta api, lanjut ke Palagan Ambarawa yang sebenarnya jaraknya dekat dari museum, hanya jalannya agak menanjak. Saya pilih naik delman karena efisiensi waktu dan tenaga. Udah engga sanggup kalau Kaysan minta gendong. Sampai sana suasana tidak ramai hanya ada beberapa pengunjung. Saya bernostalgia sama mama, dulu waktu masih kecil sering banget ke tempat ini, dan sekarang kesini lagi sudah bawa anak-anak. Tidak banyak yang bisa dilihat selain kereta api, tank, pesawat terbang peninggalan jaman perang kemerdekaan dulu. Patung-patung pahlawannya malah membuat Kaysan takut.

Hari selanjutnya bingung mau ke mana, searching tempat wisata Ambarawa yang nyaman buat anak-anak malah jadi tambah bingung karena saking banyaknya. Akhirnya kami menuju Bandungan yang lokasinya menanjak seperti di puncak Bogor. Rencana awal mau ke candi Gedong Songo tapi seingat saya dulu pernah ke sana tempatnya agak curam dan menanjak terus. Males ah, punggung encok lagi kalau harus gendong Kaysan. Akhirnya pilih ke taman bunga Celosia yang lumayan menyenangkan buat anak-anak karena banyak patung dari film kartun kesayangan. Tempatnya tidak terlalu luas dan bunganya masih belum banyak, di beberapa tempat malah dipasang bunga tiruan. Tapi lumayan banyak spot foto yang bagus.

Di lain waktu saya mengunjungi beberapa tempat, hanya dengan Kanaya dan sepupu keliling Ambarawa naik motor. Mama dan Kaysan punya acara sendiri dengan saudara-saudara yang lain. Saya mengunjungi kampung warna warni di daerah Bejalen yang mirip dengan kampung warna warni di Malang. Sebagian besar rumah dindingnya di cat dengan warna warni pelangi dan beberapa dinding digambar semenarik mungkin. Ada juga perahu Β besar yang dibuat di pinggir sawah yang juga dicat warna pelangi dengan pemandangan sawah dan gunung Merbabu. Perahu yang unik karena hanya bisa digunakan untuk foto-foto saja. Kreatif deh !

Salah satu daya tarik Ambarawa adalah rawa pening. Sekarang bisa melihat lebih dekat karena dibangun jembatan Biru yang posisinya agak ke tengah rawapening. Seingat saya dulu sewaktu kecil rawa pening ini indah sekali, sekarang masih tetap indah tapi agak kotor, banyak eceng gondok danΒ  entah sedang dibuat proyek apa jadi pemandangannya agak terganggu. Ada juga sih perahu wisata keliling rawapening, saya tidak mencobanya karena hari keburu sore. Tapi puas lah meskipun hanya sebentar di Jembatan biru , karena bisa mengambil foto-foto saat sunset.

Sesuai rencana, Hari Ahad pak Suami menjemput saya dan anak-anak. Hari Senin pagi baru menuju Solo bertemu dengan teman-teman yang lain. Memanfaatkan waktu yang ada di hari Ahad, kami jalan-jalan ke Borobudur. Sebenarnya saya kurang tertarik tapi pak suami kepengen banget ke sana. Akhirnya cuuus lah ahad pagi kita menuju Magelang dengan rute Salatiga, Kopeng, Ketep, Borobudur. Padahal pak suami baru sampai jam 5 pagi dari Bekasi. Tapi engga ada capeknya lanjut aja jalan-jalannya.

Kami hanya mampir sebentar ke Kopeng dan malah tanpa rencana mampir juga ke Ketep Pass. Menyaksikan Gunung Merapi dari ketinggian dan membaca sejarah meletusnya Gunung merapi dari museumnya. Sepanjang Β jalan pulang pergi Β Ketep disuguhi pemandangan kebun buah dan sayuran segar. Gemeees pengen metik.

Puas melihat Gunung Merapi dari Ketep dan wisata kuliner di sana kami langsung menuju Borobudur. Lumayanlah lah membakar kalori, naik ke puncak Borobudur yang tinggi. Susah bener mau foto-foto karena banyaknya pengunjung, jadi enggak lamaΒ  langsung turun lagi. Sampai bawah haus dan lapar makan soto daging semangkok. Nambah lagi dah lemaknya. *peluktimbangan.

Senin pagi, cuuuuuuuus ……………… lanjut ke Solo .

Diiringi kekhawatiran sang emak karena Kaysan tiba-tiba panas tinggi. Alhamdulillah saat di bis panasnya mulai turun, tapi saat sampai di hotel mulai panas lagi. Sorenya Kanaya berenang, Kaysan mulai rewel dan tidak mau makan, setelah itu makin tinggi panasnya dan buang-buang air. Tidak ada makanan sedikitpun yang masuk ke perutnya.Β  Sedihnya hati saya melihat kondisi Kaysan yang lemas. Saya sudah googling rumah sakit terdekat, siap-siap kalau malam itu harus membawanya ke rumah sakit. Semalaman saya tidak bisa tidur nyenyak. Berharap Kaysan sembuh karena paginya kita akan pergi ke Tawangmangu.

Alhamdulillah ya Allah… setelah subuh panasnya turun. Wajahnya masih sayu tapi sudah aktif bergerak ke sana kemari sambil bernyanyi nyanyi. Setelah sarapan, kami dan rombongan menuju Tawangmangu yang ternyata indah banget pemandangannya. Saya selalu suka dengan hawa pegunungan, bau khas hutan pinus dan pemandangan indah dari ketinggian. Betah banget di tempat ini, sayang cuma sebentar. Kalau bisa menginap atau kemping pasti lebih menyenangkan. Pulang dari Tawangmangu kami keliling kampung batik di daerah Laweyan dan makan nasi liwet, setelah itu istirahat di hotel. Zzzzzz…….

Besok paginya acara masing-masing, ayahnya janjian dengan teman lamanya, dan saya juga janjian bertemu dengan teman saat dulu masih ngantor. Kalau pak suami sendirian aja ketemu temannya, nah saya bawa anak-anak. Begitulah yaa nasib emak-emak, kemana mana bawa buntut….:). Pertemuan dengan teman saya ini terhitung singkat kami ngobrol-ngobrol di perjalanan menuju PGS untuk beli oleh-oleh dan makan Selat Solo. Meskipun singkat tapi senaaaang bisa bertemu melepas kangen.

Jam 12 kami keluar dari hotel menuju stasiun Solo Balapan untuk kembali ke Bekasi. Baru kali ini naik kereta dengan jarak yang jauh. Biasanya paling jauh naik Commuter Line ke Kota. Ternyata cukup menyenangkan yah ke luar kota naik kereta api, lebih cepat sampainya, engga terasa tau-tau sampai aja gitu di stasiun Bekasi.

Baiklah, liburan sudah selesai, mari kita kembali ke kehidupan nyata,…wkwkwkwk. Semoga setelah liburan ini jadi semakin semangat menjalani rutinitas. Aamiin

Tinggalkan komentar »

Libur Lebaran di Palembang

1529906223887(1)

 

Alhamdulillah

Libur lebaran tahun ini saya dan keluarga bisa kembali ke Palembang silaturahim dengan keluarga besar suami. Awalnya memang tidak ada rencana ke Palembang karena sudah terlanjur beli tiket ke Ambarawa, kota kelahiran saya. Tetapi pertengahan Ramadhan, dengan berbagai pertimbanganΒ  Β kami memutuskan mudik juga ke Palembang. Jadi persiapannya serba mendadak , termasuk hunting tiket pesawat yang mahalnya ampyuuuuun. Biasanya kalau kami mau ke Palembang sudah beli tiket beberapa bulan sebelumnya jadi bisa cari yang lebih murah.

Apapun kesulitannya, selalu ada kemudahan kan ya. Alhamdulillah bisa terbang juga ke Palembang meskipun dapat penerbangan malam hari. Awalnya khawatir anak-anak rewel karena jam tidur terutama Kaysan yang sejak disapih jadi sering tantrum. Tapi alhamdulillah mereka menikmati perjalanan. Kami ada di Palembang selama 6 hari, ngapain aja sih….. nah ini dia catatannya.

Hari pertama

Tiba di Palembang jam 12 malam dan langsung meluncur ke rumah kakak ipar di daerah Pinang Mas. Engga sempat lagi bebersih, langsung tidur karena ngantuk berat. Bangun tidur Kaysan nangis karena mungkin bingung ini ada di mana. Tidak perlu waktu yang lama akhirnya dia sudah ceria lagi dan bermain bersama sepupunya. Alhamdulillah Kanaya dan Kaysan termasuk anak yang menyenangkan dan mudah beradaptasi jika diajak ke berkunjung ke suatu tempat. Kalaupun rewel biasanya karena Kaysan ngantuk atau bangun tidur dan itupun tidak berlangsung lama. Rencana hari pertama di Palembang adalah berkunjung ke rumah kerabat yang tersebar di beberapa wilayah Palembang. Kami konvoiΒ  3 mobil mengunjungi saudara suami yang lebih tua. Sesuai dengan ciri khasnya Palembang, selalu ada pempek di setiap rumah yang kami kunjungi, selain makanan khas Palembang lainnya, tekwan, celimpungan, model dan lain lain. Berkunjung, makan-makan, kenyang, jalan lagi laper lagi, makan lagi begitulah terus sampai sore menjelang. *tendang timbangan.

Kunjungan hari pertama berakhir di rumah mertua tapi kami tidak menginap karena baju ganti masih ada di rumah kakak ipar. Jadi malam itu kami menginap lagi di Pinang mas.

Hari kedua

Banyak tamu yang berkunjung di rumah kakak ipar, jadi rencananya kami akan di antar ke rumah mertua sore hari. Saya gunakan kesempatan ini untuk istirahat, setelah seharian kemarin keliling kota Palembang. Tidur, makan, ngobrol, makan lagi, tidur lagi, ngemil – ngemil. Proses penggendutan pun dimulai sodara-sodara J

Menjelang magrib kami diantar ke rumah mertua di 11 ilir setelah sebelumnya mampir dulu ke rumah saudara. Disuguhi pempek kulit yang garing, renyah, kriuk kriuk, uenak bingiiit. Ga ada malunya saya sampai ngabisin hampir setengah piring. Beneran enak banget pempek yang garing seperti ini. Prinsipnya jangan pake malu, karena kalau makannya malu-malu bakalan nyesel. Untungnya urat malu ada 17, ilang satu masih ada 16 hihihihihi

Hari ketiga

Hari ketiga ini kami ada di rumah abah dan nenek yangΒ  menerima banyak tamu . Jadi tidak bepergian ke mana-mana. Sorenya baru jalan-jalan ke rumah teman mertua semasa haji tahun 2017 yang lalu. Sambil menemani mereka reunian, team hore menghabiskan makanan yang disuguhkan. Kanaya dan Kaysan senang sekali karena pempeknya unik, ditengahnya ada sosis. Ludes satu piring, karena emaknya ikutan nyomot juga berkali kali. Setiap rumah yang kami kunjungi memang hampir selalu ada pempek, tapi pempeknyaΒ  punya ciri khas tersendiri.Β  Jadi tidak pernah bosan dan selalu tertarik mencicipinya.

Malamnya kami menginap di rumah kakak ipar yang lain, di daerah Borang. Berbeda dengan rumah mertua yang ada di pusat kota, rumahnya lebih sejuk karena masih banyak kebun.

Hari keempat

Hari ini saatnya piknik bersama keluarga besar. Menggunakan dua mobil kami berkunjung ke GOR Jakabaring dan tempat wisata hutan pinus Punti Kayu. Palembang sedang mempercantik diri karena sebentar lagi akan ada hajatan Sea Games di sini. Pembangunan LRT sudah hampir selesai dan GOR nya juga sedang diperbaiki. Waaaaah ternyata GOR Jakabaring ini bisa dijadikan tempat wisata. Tempatnya nyaman dan teduh untuk bersantai bersama keluarga. Saat akan foto di depan stadion, kami diusir beberapa satpam karena menginjak rumput. Uppps maapkeun, saking semangatnya lihat berbagai ornamen lucu dan unik. Kami juga mengunjungi tempat untuk olah raga air yang bagus sekali warna airnya biru seperti di laut danΒ  ramai sekali seperti di Ancol. Beberapa pengunjung menggelar tikar dan duduk duduk menikmati angin sepoi sepoi. Kami tidak lama di sana setelah menjelajah beberapa lokasi langsung keluar menuju Punti Kayu. Panasnya bo’ mentereng banget.

Setelah berpanas-panasan di Jakabaring kami ke Punti Kayu yang adem dan teduh karena dikelilingi pohon pinus. Senangnya di tengah kota yang padat dan panas masih ditemukan hutan yang indah seperti ini. Kami langsung gelar tikar dan makan bersama di bawah pohon. Nah ini baru namanya piknik beneran karena ada makan-makannya bekal dari rumah.

Ada beberapa wahana yang bisa dikunjungin tapi harus bayar tiket lagi. Sayangnya masih jarang ditemukan tempat sampah jadi hutan yang indah ini terlihat kotor karena sampah berserakan di mana-mana. Kami sampai sore di sana karena menunggu anak-anak antriΒ  Flying Fox. Setelah pengunjung berkurang mulai bermunculan lah kera-kera yang entah dari mana datangnya, mengambil sisa makanan yang ditinggalkan pengunjung.

Pulang dari Punti Kayu kami mampir makan martabak Har. Yeaaaaay…. ini makanan favorit saya, kuahnya itu lho bikin pengen nambah terus. Enaaaaaaaak banget. Meskipun makannya harus cepat karena gantian sama pak suami gendong Kaysan yang engga mau anteng.

Hari kelima

Hari ini Kami akan berwisata religi ke museum Al Quran raksasa di Palembang. Lokasinya agak jauh dari pusat kota. Karena pas banget jam makan siang, kami mampir dulu ke rumah makan pindang MeranjatΒ  Syafiq di Musi 2. Makannya kurang tenang karena lokasinya dikelilingi kolam yang sebagian tidak berpagar. Si bocah 2 tahun senang banget main di pinggiran kolam, bikin emaknya jantungan.

IMG20180620122805

Setelah kenyang, kami menuju museum Al Quran Raksasa. Jalanannya agak terjal dan sedikit macet. Sampai lokasi, ternyata sudah penuh pengunjung. Saya berpikir namanya museum pasti ber AC dan nyaman, ternyata situasi di dalam sangat panas dan pengap, mungkin karena banyaknya pengunjung. Kami tidak tahan juga berlama lama di dalam. Setelah foto ala kadarnya kami langsung cuuusss pulang.

Hari keenam

Hari ini adalah hari terakhir kami di Palembang, sejak pagi saya sudah packing oleh oleh baju kotor . Biasalah kalau bepergian begini kan yang paling repot emaknya, memastikan baju terangkut semua dan merapikan barang bawaan. Setelah beres packing, saya belajar membuat pempek dengan adik ipar yang sudah mahir sekali membuat pempek yang endeus. Langsung terjun membuat pempeknya sih engga, hanyak menyaksikan dan mendokumentasikan step stepnya saja. Insya Allah nanti di Bekasi tinggal praktek. Dengan catatan kalau enggak males yaaah, hihihihi.

IMG20180621164241

Sorenya kami menuju bandara Sultan Mahmud Badaruddin II untuk terbang ke Bekasi, diantar keluarga besar. Hiks hiks…sedihnya harus berpisah.

Alhamdulillah enam hari yang menyenangkan dengan membawa banyak cerita dan oleh-oleh *eh.

See you next time Palembang

IMG20180621193808

Tinggalkan komentar »

Idul Fitri 1 Syawal 1439 H

Late post

Lebih baik telat daripada telat banget

^____*

Terima kasih tripod, akhirnya bisa foto keluarga juga

1529046727029

_Kami sekeluarga mengucapkan ;_

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1439 H

Taqabalallahu Minna wa Minkum
Shiyamana Washiyamakum

Semoga Amal Ibadah kita di bulan Ramadhan ini mendapatkan RIDHA Allah Subhana wa ta’ala dan dosa-dosa kita diampuni-NYA

Aamiin Ya Robbal Aalamiin

Rina & Keluarga

 

Tinggalkan komentar »

Islamic Book Fair 2018

IMG-20180422-WA0032-01Islamic Book Fair adalah acara yang selalu saya tunggu setiap tahun. Setelah dua tahun tidak berkunjung karena hamil dan melahirkan Kaysan, akhirnya bisa ke sini lagi. Pas banget abis dapet arisan jadilah yuuk cuus berburu buku diskonan. πŸ˜ƒπŸ˜ƒ
Rencana awal, saya dan suami saja yang akan berangkat naik motor karena engga tahan sama tol Cikampek yang akhir akhir ini uwoooooow banget macetnya. Tapi kemudian berubah rencana mau coba naik kereta dan akhirnya juga mengajak Kanaya.
IBF 2018 diselenggarakan di JCC, terakhir kali ke IBF lokasinya masih di istora dan baru kali ini saya ke Senayan naik kereta dari Bekasi. Saya cari informasi di google banyak yang menyarankan naik kereta lalu nyambung naik trans Jakarta. Tapi engga dijelaskan turun di stasiun mana. Akhirnya nekad aja turun di Juanda dan naik Trans Jakarta yang ke Harmoni lanjut lagi yang ke Blok M dan turun di Benhil. Dari sini saya lewat jembatan yang puanjaaaang banget menuju koridor Trans Jakarta di Gatot Subroto lalu lanjut naik jurusan Grogol lalu turun di Jcc naik jembatan lagi menuju lokasi IBF. *encok dah eike πŸ™‚
Kalau Kanaya senang banget naik turun Trans Jakarta, saya mah cuma ngurut betis aja, nah kalau ayahnya langsung beli mie ayam pas turun dari jembatan penyeberangan JCC. Lafaaaaar….. πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜„
Sampai lokasi ternyata sudah rame banget , apalagi berbarengan dengan pameran perhiasan dan fashion show. Satpam langsung mengarahkan ke tempat IBF saat kami melewati pameran perhiasan. Hahaha iyah pak, wajah kucel, ngos ngosan dan keringetan gini gak mungkin kan yah datang ke pameran yang high class gituh.

PhotoGrid_1524982892911

Baru tau ternyata sekarang untuk masuk ke IBF harus beli tiket. Tiketnya murah sih hanya Rp. 5000 seorang, dibawah usia 2 tahun gratis. Tapi saat masuk tiketnya tidak ditanyakan oleh petugas mungkin dia lelah dan bingung karena melihat pengunjung sebanyak itu. IBF tahun 2018 ini hanya berlangsung selama 5 hari dari tanggal 18 sampai 22 April. Jadi mungkin ini salah satu penyebab antriannya mengular selain memang karena saya datang pas hari Sabtu. Sebagian besar pengunjung itu berasal dari rombongan sekolah jadi kebanyakan anak – anak. Senang sih artinya minat baca anak-anak sudah mulai tumbuh ya. Saya perhatikan di stan buku cerita anak-anak paling banyak diserbu. Tidak lupa kalau beserta orang tua pasti ada drama drama kecil karena si anak maksa beli dan orangtua sibuk membujuk supaya beli buku yang lain saja. Iyaaaak betul, itu sih dramanya saya dan Kanaya hihihihi. Dia antusias banget pilih pilih buku sedangkan budget yang saya anggarkan harus prioritas ke buku lain. meskipun bukunya tetap untuk Kanaya juga. Semua yang saya beli memang buku untuk anak-anak, buku untuk dewasa hanya beli satu itupun titipan mama saya. Jadi tahun ini saya pura pura engga ngeliat buku-buku idaman semua budget buku prioritas untuk Kanaya. *tutup mata pake daun pisang. πŸ˜†.

PhotoGrid_1524983068761

Saat saya datang ada acara launching buku penulis favorit saya Helvy Tiana Rosa dan Asma Nadia. Kursinya penuh, sebagian besar menyimak sambil berdiri. Engga terbayang penuhnya kaya gimana saat ada Ust Abdul Somad di hari Kamis. Tadinya saya mau datang hari Kamis ternyata tidak jadi karena sesuatu hal.

 

Menurut saya penyelenggaraan IBF di JCC ini kurang greget dibandingkan saat di Istora. Stannya kurang banyak, area untuk beristirahat juga sedikit. Tapi yang paling menyenangkan tempat sholatnya luas, tempat wudhu banyak dan lokasinya dari jalan raya tidak terlalu jauh. Saya tidak tahu dimana lokasi kantin atau penjual makanan kecuali cafe di depan panggung utama. Alhamdulillah setiap ke IBF saya selalu bekal makanan jadi tidak kelaparan. Sambil menunggu Kanaya melukis cookies di Kids Zone kami makan siang. Kids zone ini juga saya baru tau kalau sekarang ada, sebelumnya seingat saya sih tidak ada. Jadi kalau lewat sini dan bawa anak dijamin anaknya nangis minta mampir. Ada berbagai wahana, seperti membuat kerajinan tangan, panahan, play ground,robotic dll. Ada juga panggung yang menampilkan bintang tamu. Tiketnya beli lagi dengan harga berbeda sesuai wahana pilihan.
Senangnya bisa berkunjung ke IBF 2018, kalau mau menuruti nafsu rasanya pengen berlama lama di sana *kekepindompet.
Sampai jumpa di IBF 2019.
Insya Allah

 

Tinggalkan komentar »

Wisata Keluarga di South Lake Mutiara Gading City

south lake mutiara gading city.jpg

Sabtu pagi yang cerah nan benderang tetiba pak suamik ngajakin jalan-jalan. Kanaya langsung teriak… berenaaaaaang….Seketika bundanya langsung tereak, ogaaaaaaah, kalau berenang mamaknya cuma kebagian jagain tas sama mandiin anak-anak doang. Negosiasi mau kesana mau kesini gagal semua dengan berbagai pertimbangan. Tetiba saya teringat Kanaya pengen banget Flying Fox di South Lake dimana waktu itu pas acara di sekolahnya engga bisa naik karena hujan lebat dan antriannya panjang. Okelah kita ke South Lake yang wahananya komplit dan pernah baca juga Β tempatnya bagus .

Cuuusss….. tanpa liat Google Map lagi rombongan haus piknik meluncur naik kuda beroda dua. Dengan yakinnya saya bilang ke pak suamik, deket kok di mutiara gading timur, perumahan sebelah yang jaraknya palingan cuma 1 km. Sampai sana kami tanya tukang parkir dan dia bilang kalau di dalam perumahan memang ada danau dan ternyata setelah mengikuti petunjuk, danaunya tertutup ecek gondok, kotor dan banyak tukang jualan sayur, perabotan serta aneka jajanan. Waaah kayanya salah nih, tanya-tanya lagi ke penjual yang ada di situ hampir semua yang ditanya wajahnya bingung saat saya tanya lokasi South Lake. Apaan tuh sot lek ? Baru denger . Kanaya yang saya tanya dimana lokasinya bilang engga tau deh bun waktu itu kan aku tidur di bis. Eaaa…

Akhirnya saya buka mbah google dan uwooooww…… lokasinya masih jauh banget dan mutiara gading yang dimaksud belakangnya ada City nya. Bukan Mutiara Gading Timur seperti yang saya maksud. Merasa kurang persiapan, panas, naik motor dan jarak yang jauh membuat saya memutuskan untuk menyerah saja pulang ke rumah atau beralih ke tempat lain. Β Tapi pak suami menolak karena melihat wajah Kanaya yang kecewa berat. Akhirnyaa….petualangan dimulai. Nyasar kesana nyasar ke sini. Meskipun berbekal google map tetap yah ada acara kesasarnya, masuk kampung keluar kampung, melewati kebun, sawah dan tanya-tanya orang di jalan. Bener deh ini namanya halan-halan yang belum jelas kapan sampainya.

Saya sudah tidak semangat lagi sebenarnya. Kalau tau sejauh ini Β pasti persiapan lebih matang, mana saya engga pakai helm, anak-anak cuma pakai sandal. UwelΒ  uwelan berempat di atas motor. Belum sampai tujuan tenggorokan saya sakit, mulai radang karena alergi debu. Tetapi melihat anak-anak senang, hati saya luluh juga, berusaha untuk menikmati perjalanan.

Alhamdulillah saat punggung mulai encok, kepala cekot cekot kami sampai juga keΒ  tujuan. Setelah nyasar kesana kemari dan menemukan lokasi yang dituju itu rasanya seperti lagi lapar berat terus ketemu indomie kari ayam yang dikasih cabe rawit. Cliiiing, hati rasanya plong. Β *Sungguh perumpamaan yang aneh banget πŸ™‚

Lelahnya perjalanan terbayar dengan tempatnya yang lumayan asri, banyak taman, wahana outbond, danau dan tempat ngadem yang kalau inget perjalanan ke sini bikin engga mau pulang. Lokasi South Lake Mutiara Gading City Β ini ternyata sudah hampir dekat ke Jakarta. Sebagian besar pengunjung berasa dari sekolah-sekolah Jakarta Timur dan Jakarta Utara. Lokasi tepatnya di Babelan, Bekasi Utara. Tiga puluhan tahun tinggal di Planet Bekasi baru kali ini saya menginjakkan kaki di Babelan. Udah sering dengar namanya dan akhirnya takjub sendiri kok bisa bisanya terdampar sampai sini. Baru percaya ternyata Bekasi itu luaaaaaaaas banget dan tempat di pelosok seperti ini alhamdulillah ada di peta. Terjangkau jaringan berbagai provider internet, ada juga indomaret dan alfamartnya πŸ˜†. Β Selama ini kan kalau pada becanda, tentang tempat-tempat tertentu di Bekasi selalu diiringi pertanyaan, apa wilayahnya ada di peta ?. 😁😁 Ayo yang suka pada ngeledekin main sini ke Bekasi dan rasakan sensasinya….halllah.

Harga tiket saat weekend Rp.40.000 dan untuk usia di bawah 3 tahun gratis. Tiket sudah termasuk semua wahana seperti outbond, kereta, perahu, flying fox, playground, sepeda tandem plus dapet konsumsi juga dengan berbagai pilihan makanan. Buat yang suka foto-foto banyak spot bagus yang instagramable. Waktu kami datang pengunjung masih sedikit jadi agak leluasa untuk foto-foto. Sayangnya toilet dan musholanya cuma seuprit jadi kalau pas waktu sholat terasa sempit. Ada juga binatang rusa, dan kelinci lengkap dengan rumah-rumahnya yang jadi pusat perhatian anak-anak. Saya lihat sedang ada pembangunan wahana baru tapi enggak tau itu wahana apa.

Kami istirahat sambil makan siang dekat danau yang posisinya tidak jauh dari toilet dan mushola. Tapi harus ekstra ketat pengawasan karena Kaysan pengennya nyemplung aja ke air. Penjual makanannya diberikan tempat di perahu-perahu kecil di pinggir danau, jadi kalau kita mau pesan makanan turun dulu ke perahu dan menyerahkan tiketnya. Alhamdulillah kenyang dan ngantuk, apalagi angin sepoi-sepoi di pinggir danau yang adem, rasanya kepengen banget tiduran di rumput. *bantalmanabantal.

Sekitar 3 jam kami di sana leyeh-leyeh danΒ  mencoba semua wahana. Sebenarnya wahananya tidak terlalu banyak, tapi lumayanlah buat menyenangkan hati anak-anak dan menghibur hati emaknya πŸ™‚ . Meskipun kalau dari tempat saya tinggal lokasinya lumayan jauh, tapi tempat ini cukup menarik untuk dikunjungi. Salah satu yang menyenangkan buat saya, dengan berkunjung ke South Lake ini blog yang tadinya pingsan karena tidak pernah ditengokin, akhirnya kini bersemi kembali πŸ™‚

4 Komentar »