Ada Apa dengan angka 13

Seorang teman, tampak resah karena mendapati nomor kepegawaiannya ada angka 13 nya. Dia sibuk melobby kesana kemari supaya nomornya bisa berubah ke angka selain 13. Tentu saja akan sulit dirubah karena nomor kepegawaian itu dibuat secara sistem karena berurut dengan nomor sebelumnya. Pokoknya harus dirubah, saya enggak mau pakai angka 13. Duh, percaya banget kalao angka 13 itu akan membawa sial.

Saya hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat keteguhan sikapnya. Ternyata masih ada ya, orang yang hidupnya di kota besar, pergaulan luas, memakai hijab, pendidikan tinggi pula, masih saja punya pikiran yang agak nyeleneh. Orang seperti itu justru mempersulit diri sendiri. Terbayang kalau di setiap tempat yang diharuskan menggunakan nomor dan terdapat angka 13 dia akan menolak. Misalnya ingin berangkat menunaikan ibadah Haji kemudian mendapat nomor urut 13, apa iya terus enggak jadi berangkat?

Saya jadi teringat beberapa gedung pencakar langit di pusat kota Jakarta yang juga tidak menggunakan nomor 13 untuk nama lantainya. Jadi, dari lantai 12 langsung ke lantai 14. Sampai seperti itukah kepercayaan pihak gedung tentang sialnya angka 13? Duh… kasihan bener angka 13 dijadikan kambing hitam, bagaimana kalau ada seorang anak yang lahir tanggal 13 ya, apa dia mau protes sama Allah yang telah menakdirkannya lahir pada tanggal itu?

Dalam Islam, segala bencana dan marabahaya itu datangnya dari Allah bukan dari angka 13. Perbuatan atau anggapan sial seperti itu termasuk kesyirikan dan sebenarnya tidak ada pengaruhnya dalam menarik kemanfaatan atau menolak kemudaratan, karena tidak ada yang memberi, yang menolak, yang memberi manfaat dan memberi mudarat kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala.

“Jika Allah menimpakan kepadamu kemudaratan maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia dan bila Dia menghendaki kebaikan bagimu maka tidak ada yang dapat menolak keutamaan-Nya.” (Yunus: 107)

---